Saturday, June 26, 2010

ibu...

Jika ada perempuan yang membuat saya bisa menangis keras,itu mungkin adalah ibu saya.malam ini pun saya sedang menangisi hidupnya yang kian sepi.

Ibu saya ini sudah piatu sejak kecil,tinggal jAuh dari ayahnya yang sudah beristri baru.menumpang tinggal di tempat bibinya,bersekolah sampai sd lalu bekerja.ia mulai dari bawah sekali.lalu ia mengenal lelaki,dan seperti kebanyakan wanita yang merasa lelah hidup sendiri,ia menikah. Pun ternyata hidupnya tidak lebih bahagia,si suami mengkhianatinya.dia meminta cerai.

Tidak lama setelah itu,dia mengenal bapak.bertemu dan bercinta meski sang ibu terang2 melarang. 'Wong ndeso' itu sebutan eyang untuk ibu waktu itu. Tapi mereka tetap memaksa menikah.lalu saya lahir. Setelah hampir gugur karna ibu jatuh dari bus kota.pernah juga diserempet bus waktu hamil saya. Benar-benar ingin hidup mungkin saya waktu itu.

Seingat saya,ibu saya sering menangis setiap saya sakit. Lalu pasti saya bisa lihat tubuhnya ada memar bekas pukulan atau luka sundutan rokok. Saya cukup mengerti siapa yang sudah melukai ibu saya. Celakanya,saya selalu sakit.jadi ibu saya selalu harus disakiti.tapi ibu saya toh tetap bertahan. Demi saya,itu yang selalu dia bilang.

Ketika bapak selalu menuntut saya untuk punya nilai bagus,ibu adalah satu-satunya orang yang tidak keberatan jika saya hanya jadi anak biasa-biasa saja.bagi dia, yang penting saya bahagia. Sama seperti kenapa dia merestui pilihan saya sekarang. Supaya saya bahagia.

Kenapa saya selalu menangis setiap saya rindu ibu? Itu karna saya tahu,setelah saya pergi ibu tidak punya tempat lagi untuk berkeluh kesah.dia tidak bisa lagi datang ke kamar saya setiap bapak marah,memeluk saya sambil menangis bersama-sama lalu tidur karna saking lelahnya bercerita.

Malam ini saya rindu ibu. Wanita malang itu sedang apa? Bahagiakah dia?

Friday, June 25, 2010

tadi malam...saya tidak mampu menutup mata. sakit dada saya menahan batuk...tapi toh akhirnya selama lebih dari 4 jam saya tidak berhenti terbatuk-batuk sampai menangis nangis. setengah dari airmata saya karna batuk ini, setengahnya karna mengingat rumah. seumur hidup saya, tidak pernah merasa semerana dan sekesepian ini.

saya ini terbiasa sendiri, terbiasa tidak merepotkan orang saat sakit. tapi saya selalu rindu tangan-tangan yang terjulur tanpa diminta. tangan ibu.

dan sampai hari ini, saya selalu sedih tiap sakit. siapa lagi yang akan sepenuh hati merawat saya?

Monday, June 14, 2010

that's why i love you...

saya harus menuliskan ini....
karena saya benar-benar bahagia ketika kamu mengatakannya kepada saya:

'setelah kamu pergi td..saya bilang ke teman2 saya. 'that's my lovely girl, which have brought me some food...which i want to marry with. and i really loved her because of her kindness to me''

saking bahagianya saya sampai mengesampingkan grammatical errors yang kamu buat heheee....that's why i love you, sweetheart..you're a man of few words..but they were usually the right ones.

Wednesday, June 9, 2010

silahkan tertawa....

saya baru saja kembali dari makan siang dengan bungkusan makanan di tangan saya. hendak saya bawa untuk pacar saya yang sedang menunggu di ruangannya. bergegas saya berjalan, pikir saya waktu itu, 'pacarku belum makan siang, jangan sampai dia kelaparan'. sesampainya di ruangannya, demi melihat saya membawa sesuatu untuk dia, teman-temannya mulai berkomentar satu per satu lalu disusul dengan tertawa bersama-sama. lalu ketika saya bilang, 'lihat siapa yang mencintaimu'...mereka seperti melihat badut berakrobat...tertawa mereka sejadi-jadinya! saya keluar dengan menahan nyeri...namun ya beginilah saya, saya pun ikut tertawa. berharap saya bisa merasa sesenang mereka ketika melakukannya. tapi toh saya berbelok ke restroom juga, menangis sejadi-jadinya.

apa yang salah? kenapa saya dipermalukan? kenapa niat tulus saya justru dipandang rendah bahkan ditertawakan? apakah saya serupa pelacur jika saya menyayangi dan mengabdi kepada orang yang saya cintai?apakah terlihat menyedihkan jika saya memang 'cinta mati'?

klo jawaban untuk rentetan pertanyaan itu adalah 'ya' maka silahkan tertawa. tampaknya saya harus melihat diri. nampaknya saya yang harus menghindari kalian.