Wednesday, March 31, 2010

pamrih...

ibu,
hari ini seseorang meminta bantuan kecil padaku....orang ini, ibu, pernah berkata kepada kekasihku mengapa tak ia pilih wanita yang lebih cantik. aku sakit hati bukan main...aku merasa buruk...merasa tak layak...dan sakit hatiku, ibu karena orang ini membuatku merasa seperti ini. tentu saja semua orang berhak berpendapat...tapi...tak bisakah ia melontarkannya kepada orang lain? lalu hari ini dia datang padaku ibu...bukan pertolongan besar memang yang ia minta, dan aku bisa saja mengabaikannya. ibu, masalahnya adalah aku ingin sekali mengabaikannya..mengambil PAMRIH bahwa aku hanya akan menolong mereka yang baik kepadaku saja. tapi tak pernah ibu ajarkan padaku bagaimana menolak orang yang mengetuk pintu. karena ibu, aku tolong orang itu.

ibu,
karena ibu, aku menerima kembali orang-orang itu. karena ibu pernah berkata 'lebih baik punya banyak teman'. ahh ibu seandainya kau tahu, mereka yang mengesampingkanku. aku pernah sangat ingin marah, mengapa tak mereka coba menghubungiku..mengapa harus aku. tak seberhargakah itu peranku dalam hidup mereka? seagung itukah mereka menilai diri mereka dihadapanku? tapi ibu, kau yang selalu mengajariku untuk memberi salam kepada mereka yang bahkan tak ingin melihatku, kau yang mengajariku mensyukuri sensasi menerima ketika aku memberi. ibu, aku masih percaya...masih sangat percaya...jejak-jejak nilai yang kau ajarkan kepadaku ini akan membawaku ke hidup yang lebih baik.

aku tidak akan berhitung, ibu ... biar saja apa yang kuperbuat kepada orang lain menguap. biar saja teman-temanku itu lupa aku pernah berada disana... nanti jika batin ini tidak kuat menahan riak, seperti yang selalu kau ajarkan...'sing sabar, mbak'...