Monday, May 24, 2010

pelanggan adalah raja...

ketika dulu saya mendengar tag line ini di sebuah restoran, saya berpikir, 'ahh si pemilik pasti tidak mempertimbangkan efek apa yang akan diakibatkan dari rentetan kata-kata tersebut'...bagaimana jika seorang yang dengan tingkat narsisisme tinggi membacanya...ia akan merasa 'besar', merasa sewenang-wenang; meja kurang licin, marah....minuman kurang gula, teriak. saya berpikir demikian karena saya pun mungkin bisa bertindak seperti itu; saya dan ke 'raja' an saya.

tapi baru-baru ini saya merasa bahwa konsumen memang sepatutnya diperlakukan dengan layak. begini ceritanya;

tuan rico mempunyai usaha jasa tailor...dalam sehari ada 5 sampai 10 orang datang ke kios jahitnya di pasar mampang. para pelanggan ini bersedia berpanas-panas atau terkadang berbecek-becek ketika musim hujan untuk menjahitkan baju mereka. sebagian dari mereka yang tidak tahu nominal yang mereka harus bayar untuk satu potong baju dengan ukuran dan model standard akan membayar tanpa menawar, sedang bagi sisanya yang terbiasa berganti-ganti penjahit akan dengan bijaksana menyesuaikan tingkat kesulitan dengan harga dan waktu yang sesuai. lalu tuan rico dan pelanggannya pun bersepakat mengenai harga dan waktu pengambilan jahitan. menurut anda, ketika sudah ada kesepakatan mengenai harga dan waktu, bukankah sudah menjadi kewajiban tuan rico untuk menyelesaikan kewajibannya tepat waktu?

menurut saya, saya dan orang-orang tersebut berhak diutamakan. tapi pada kenyataanya tuan rico tidak memperlakukan saya (dan mungkin beberapa pelanggan lain) dengan layak.

pada waktu yang telah disepakati, saya mengambil jahitan saya. tuan rico bilang dia baru saja mendapat order besar dari Trans TV jadi dia sibuk, maka kain saya itu tidak diprioritaskan (dengan kata lain, karna saya ini pelanggan kelas gurem jadi nanti-nanti saja lah dikerjakan), dia menjanjikan dalam 3 hari akan selesai. saya, pelanggan yang sudah kecewa ini, masih bersabar. saya iyakan tawaran tersebut. 4 hari kemudian saya kembali ke kiosnya, dengan harapan saya bisa membawa pulang baju saya, saya toh sudah memberi kelonggaran 1 hari. ternyata ketika saya sampai tuan rico sedang melayani pelanggan lain, dia suruh saya tunggu. SAYA TUNGGU. namun seraya berbisik, pegawainya berkata 'mbak jangan marah ya, jahitannya belum jadi'

monyet kamprettttt!!!!!! kutuk saya dalam hati. tapi masih saya tahan. saya masih berpikir, tidak baik mematikan rejekinya. saya tunggu sampai tuan riko selesai. begitu selesai, dengan tanpa dosa (minus permintaan maaf) dia bilang kemarin dia sibuk jadi tidak sempat mengerjakan. habis kesabaran saya. ke 'raja' an saya muncrat demi mendengar dia berkata dan mengecilkan saya. saya lontarkan kata-kata ini, 'saya nggak peduli mas mau sibuk, dapet orderan gede dari trans tv, omongan mas yang saya pegang. sudah saya ambil kain saya, uangnya ambil saja!' dan sebelum saya berlalu saya masih sempat menitip nasehat (bukan main pedulinya saya ini) 'besok lagi nggak usah terima orderan kecil klo yang dicari cuma uangnya. yang jelas saya sudah ga percaya lagi sama mas. saya bisa cari penjahit yang bisa dipercaya!'
menurut anda apakah ke 'raja' an saya ini berlebihan? saya rasa tidak. saya toh sudah membayar dengan layak...tuan rico pun sudah setuju. kalau saya menuntut prioritas tentulah wajar. kalau pada kenyataannya tuan rico merasa saya tidak patut didahulukan seharusnya tidak dia terima.

pelanggan adalah raja...karena anda membutuhkan kami-kami ini, bukan sebaliknya. ketika anda menawarkan jasa, anda memang sudah siap menjadi 'pelayan' bagi kami. jadi jangan marah kalau kami sewenang-wenang, jangan marah kalau kami menuntut pelayanan istimewa sesuai dengan apa yang kami bayar. jangan jadi pedagang kalau anda masih pilih-pilih ketika bermanis kata dengan pelanggan. saya berhak dilayani dengan baik meski saya hanya berkaos oblong, sama seperti anda melayani si kemeja rapi. anda tidak pada tempatnya menilai kami, para pelanggan ini. kami yang menilai anda! dan buat saya, tuan rico ini sebaiknya kembali ke kampung saja, membajak sawah. berteman saja dengan kerbau. jangan jadi pedagang.