Friday, February 25, 2011

balada cucian...

malam ini cucian menatap si empunya...dia bertanya 'hai nyonya, mengapa beberapa kali kutangkap matamu berkaca-kaca?'...yang aku tahu, anda selalu senang bermain air bersamaku...tengah malam pun anda masih rajin mengakrabiku'. nyonya menjawab lirih, 'lupakah kau? saat itu kau masih memanggilku nona...saat itu kau belum sebanyak ini...belum seberat ini'.

'ahh nyonya, ini namanya pengabdian, mengapa kau anggap beban?'
'tahu kah kau...aku bukan sekedar menangisimu...aku, untuk kesekian kali, sendirian. Dulu, ibu bapakku tidak pernah sejalan, tidak pernah tampak bahagia bersama, tapi setiap mereka bersamamu, aku selalu merasa hangat. bapak ibu, yang tak sejalan itu, membagi beban mereka. sejak itu kamu menjadi bagian menyenangkan dari hidupku'
'apa yang terjadi sekarang, nyonya?'
'sekarang, aku merasa rasa hangat itu tidak lagi bersamamu dan aku'

'bukankah tuan telah menyangga sebagian bebanmu? apa yang anda rasa kurang, nyonya?'
'ahh aku hanya berharap dia tak selalu bermuka masam dan berkata ketus tiap dia lelah, aku berharap dia ingat kesendirianku bersamamu didalam kamar dingin itu tiapkali dia merasa aku tak berkontribusi dalam rumah tangga ini'

'bersabarlah, nyonya. anda bukan gadis remaja lagi. sudah sewajarnya anda berbeban berat. apa yang anda lewati tidak akan lebih buruk dari yang sudah dilewati ibu anda'

'ahh ya, aku tak sedang menyesali atau meratap...aku hanya sedang berkeluh kesah dengan sahabat setia. kamu'