Jika ada perempuan yang membuat saya bisa menangis keras,itu mungkin adalah ibu saya.malam ini pun saya sedang menangisi hidupnya yang kian sepi.
Ibu saya ini sudah piatu sejak kecil,tinggal jAuh dari ayahnya yang sudah beristri baru.menumpang tinggal di tempat bibinya,bersekolah sampai sd lalu bekerja.ia mulai dari bawah sekali.lalu ia mengenal lelaki,dan seperti kebanyakan wanita yang merasa lelah hidup sendiri,ia menikah. Pun ternyata hidupnya tidak lebih bahagia,si suami mengkhianatinya.dia meminta cerai.
Tidak lama setelah itu,dia mengenal bapak.bertemu dan bercinta meski sang ibu terang2 melarang. 'Wong ndeso' itu sebutan eyang untuk ibu waktu itu. Tapi mereka tetap memaksa menikah.lalu saya lahir. Setelah hampir gugur karna ibu jatuh dari bus kota.pernah juga diserempet bus waktu hamil saya. Benar-benar ingin hidup mungkin saya waktu itu.
Seingat saya,ibu saya sering menangis setiap saya sakit. Lalu pasti saya bisa lihat tubuhnya ada memar bekas pukulan atau luka sundutan rokok. Saya cukup mengerti siapa yang sudah melukai ibu saya. Celakanya,saya selalu sakit.jadi ibu saya selalu harus disakiti.tapi ibu saya toh tetap bertahan. Demi saya,itu yang selalu dia bilang.
Ketika bapak selalu menuntut saya untuk punya nilai bagus,ibu adalah satu-satunya orang yang tidak keberatan jika saya hanya jadi anak biasa-biasa saja.bagi dia, yang penting saya bahagia. Sama seperti kenapa dia merestui pilihan saya sekarang. Supaya saya bahagia.
Kenapa saya selalu menangis setiap saya rindu ibu? Itu karna saya tahu,setelah saya pergi ibu tidak punya tempat lagi untuk berkeluh kesah.dia tidak bisa lagi datang ke kamar saya setiap bapak marah,memeluk saya sambil menangis bersama-sama lalu tidur karna saking lelahnya bercerita.
Malam ini saya rindu ibu. Wanita malang itu sedang apa? Bahagiakah dia?
Saturday, June 26, 2010
Friday, June 25, 2010
tadi malam...saya tidak mampu menutup mata. sakit dada saya menahan batuk...tapi toh akhirnya selama lebih dari 4 jam saya tidak berhenti terbatuk-batuk sampai menangis nangis. setengah dari airmata saya karna batuk ini, setengahnya karna mengingat rumah. seumur hidup saya, tidak pernah merasa semerana dan sekesepian ini.
saya ini terbiasa sendiri, terbiasa tidak merepotkan orang saat sakit. tapi saya selalu rindu tangan-tangan yang terjulur tanpa diminta. tangan ibu.
dan sampai hari ini, saya selalu sedih tiap sakit. siapa lagi yang akan sepenuh hati merawat saya?
saya ini terbiasa sendiri, terbiasa tidak merepotkan orang saat sakit. tapi saya selalu rindu tangan-tangan yang terjulur tanpa diminta. tangan ibu.
dan sampai hari ini, saya selalu sedih tiap sakit. siapa lagi yang akan sepenuh hati merawat saya?
Monday, June 14, 2010
that's why i love you...
saya harus menuliskan ini....
karena saya benar-benar bahagia ketika kamu mengatakannya kepada saya:
'setelah kamu pergi td..saya bilang ke teman2 saya. 'that's my lovely girl, which have brought me some food...which i want to marry with. and i really loved her because of her kindness to me''
saking bahagianya saya sampai mengesampingkan grammatical errors yang kamu buat heheee....that's why i love you, sweetheart..you're a man of few words..but they were usually the right ones.
karena saya benar-benar bahagia ketika kamu mengatakannya kepada saya:
'setelah kamu pergi td..saya bilang ke teman2 saya. 'that's my lovely girl, which have brought me some food...which i want to marry with. and i really loved her because of her kindness to me''
saking bahagianya saya sampai mengesampingkan grammatical errors yang kamu buat heheee....that's why i love you, sweetheart..you're a man of few words..but they were usually the right ones.
Wednesday, June 9, 2010
silahkan tertawa....
saya baru saja kembali dari makan siang dengan bungkusan makanan di tangan saya. hendak saya bawa untuk pacar saya yang sedang menunggu di ruangannya. bergegas saya berjalan, pikir saya waktu itu, 'pacarku belum makan siang, jangan sampai dia kelaparan'. sesampainya di ruangannya, demi melihat saya membawa sesuatu untuk dia, teman-temannya mulai berkomentar satu per satu lalu disusul dengan tertawa bersama-sama. lalu ketika saya bilang, 'lihat siapa yang mencintaimu'...mereka seperti melihat badut berakrobat...tertawa mereka sejadi-jadinya! saya keluar dengan menahan nyeri...namun ya beginilah saya, saya pun ikut tertawa. berharap saya bisa merasa sesenang mereka ketika melakukannya. tapi toh saya berbelok ke restroom juga, menangis sejadi-jadinya.
apa yang salah? kenapa saya dipermalukan? kenapa niat tulus saya justru dipandang rendah bahkan ditertawakan? apakah saya serupa pelacur jika saya menyayangi dan mengabdi kepada orang yang saya cintai?apakah terlihat menyedihkan jika saya memang 'cinta mati'?
klo jawaban untuk rentetan pertanyaan itu adalah 'ya' maka silahkan tertawa. tampaknya saya harus melihat diri. nampaknya saya yang harus menghindari kalian.
apa yang salah? kenapa saya dipermalukan? kenapa niat tulus saya justru dipandang rendah bahkan ditertawakan? apakah saya serupa pelacur jika saya menyayangi dan mengabdi kepada orang yang saya cintai?apakah terlihat menyedihkan jika saya memang 'cinta mati'?
klo jawaban untuk rentetan pertanyaan itu adalah 'ya' maka silahkan tertawa. tampaknya saya harus melihat diri. nampaknya saya yang harus menghindari kalian.
Monday, May 24, 2010
pelanggan adalah raja...
ketika dulu saya mendengar tag line ini di sebuah restoran, saya berpikir, 'ahh si pemilik pasti tidak mempertimbangkan efek apa yang akan diakibatkan dari rentetan kata-kata tersebut'...bagaimana jika seorang yang dengan tingkat narsisisme tinggi membacanya...ia akan merasa 'besar', merasa sewenang-wenang; meja kurang licin, marah....minuman kurang gula, teriak. saya berpikir demikian karena saya pun mungkin bisa bertindak seperti itu; saya dan ke 'raja' an saya.
tapi baru-baru ini saya merasa bahwa konsumen memang sepatutnya diperlakukan dengan layak. begini ceritanya;
tuan rico mempunyai usaha jasa tailor...dalam sehari ada 5 sampai 10 orang datang ke kios jahitnya di pasar mampang. para pelanggan ini bersedia berpanas-panas atau terkadang berbecek-becek ketika musim hujan untuk menjahitkan baju mereka. sebagian dari mereka yang tidak tahu nominal yang mereka harus bayar untuk satu potong baju dengan ukuran dan model standard akan membayar tanpa menawar, sedang bagi sisanya yang terbiasa berganti-ganti penjahit akan dengan bijaksana menyesuaikan tingkat kesulitan dengan harga dan waktu yang sesuai. lalu tuan rico dan pelanggannya pun bersepakat mengenai harga dan waktu pengambilan jahitan. menurut anda, ketika sudah ada kesepakatan mengenai harga dan waktu, bukankah sudah menjadi kewajiban tuan rico untuk menyelesaikan kewajibannya tepat waktu?
menurut saya, saya dan orang-orang tersebut berhak diutamakan. tapi pada kenyataanya tuan rico tidak memperlakukan saya (dan mungkin beberapa pelanggan lain) dengan layak.
pada waktu yang telah disepakati, saya mengambil jahitan saya. tuan rico bilang dia baru saja mendapat order besar dari Trans TV jadi dia sibuk, maka kain saya itu tidak diprioritaskan (dengan kata lain, karna saya ini pelanggan kelas gurem jadi nanti-nanti saja lah dikerjakan), dia menjanjikan dalam 3 hari akan selesai. saya, pelanggan yang sudah kecewa ini, masih bersabar. saya iyakan tawaran tersebut. 4 hari kemudian saya kembali ke kiosnya, dengan harapan saya bisa membawa pulang baju saya, saya toh sudah memberi kelonggaran 1 hari. ternyata ketika saya sampai tuan rico sedang melayani pelanggan lain, dia suruh saya tunggu. SAYA TUNGGU. namun seraya berbisik, pegawainya berkata 'mbak jangan marah ya, jahitannya belum jadi'
monyet kamprettttt!!!!!! kutuk saya dalam hati. tapi masih saya tahan. saya masih berpikir, tidak baik mematikan rejekinya. saya tunggu sampai tuan riko selesai. begitu selesai, dengan tanpa dosa (minus permintaan maaf) dia bilang kemarin dia sibuk jadi tidak sempat mengerjakan. habis kesabaran saya. ke 'raja' an saya muncrat demi mendengar dia berkata dan mengecilkan saya. saya lontarkan kata-kata ini, 'saya nggak peduli mas mau sibuk, dapet orderan gede dari trans tv, omongan mas yang saya pegang. sudah saya ambil kain saya, uangnya ambil saja!' dan sebelum saya berlalu saya masih sempat menitip nasehat (bukan main pedulinya saya ini) 'besok lagi nggak usah terima orderan kecil klo yang dicari cuma uangnya. yang jelas saya sudah ga percaya lagi sama mas. saya bisa cari penjahit yang bisa dipercaya!'
menurut anda apakah ke 'raja' an saya ini berlebihan? saya rasa tidak. saya toh sudah membayar dengan layak...tuan rico pun sudah setuju. kalau saya menuntut prioritas tentulah wajar. kalau pada kenyataannya tuan rico merasa saya tidak patut didahulukan seharusnya tidak dia terima.
pelanggan adalah raja...karena anda membutuhkan kami-kami ini, bukan sebaliknya. ketika anda menawarkan jasa, anda memang sudah siap menjadi 'pelayan' bagi kami. jadi jangan marah kalau kami sewenang-wenang, jangan marah kalau kami menuntut pelayanan istimewa sesuai dengan apa yang kami bayar. jangan jadi pedagang kalau anda masih pilih-pilih ketika bermanis kata dengan pelanggan. saya berhak dilayani dengan baik meski saya hanya berkaos oblong, sama seperti anda melayani si kemeja rapi. anda tidak pada tempatnya menilai kami, para pelanggan ini. kami yang menilai anda! dan buat saya, tuan rico ini sebaiknya kembali ke kampung saja, membajak sawah. berteman saja dengan kerbau. jangan jadi pedagang.
tapi baru-baru ini saya merasa bahwa konsumen memang sepatutnya diperlakukan dengan layak. begini ceritanya;
tuan rico mempunyai usaha jasa tailor...dalam sehari ada 5 sampai 10 orang datang ke kios jahitnya di pasar mampang. para pelanggan ini bersedia berpanas-panas atau terkadang berbecek-becek ketika musim hujan untuk menjahitkan baju mereka. sebagian dari mereka yang tidak tahu nominal yang mereka harus bayar untuk satu potong baju dengan ukuran dan model standard akan membayar tanpa menawar, sedang bagi sisanya yang terbiasa berganti-ganti penjahit akan dengan bijaksana menyesuaikan tingkat kesulitan dengan harga dan waktu yang sesuai. lalu tuan rico dan pelanggannya pun bersepakat mengenai harga dan waktu pengambilan jahitan. menurut anda, ketika sudah ada kesepakatan mengenai harga dan waktu, bukankah sudah menjadi kewajiban tuan rico untuk menyelesaikan kewajibannya tepat waktu?
menurut saya, saya dan orang-orang tersebut berhak diutamakan. tapi pada kenyataanya tuan rico tidak memperlakukan saya (dan mungkin beberapa pelanggan lain) dengan layak.
pada waktu yang telah disepakati, saya mengambil jahitan saya. tuan rico bilang dia baru saja mendapat order besar dari Trans TV jadi dia sibuk, maka kain saya itu tidak diprioritaskan (dengan kata lain, karna saya ini pelanggan kelas gurem jadi nanti-nanti saja lah dikerjakan), dia menjanjikan dalam 3 hari akan selesai. saya, pelanggan yang sudah kecewa ini, masih bersabar. saya iyakan tawaran tersebut. 4 hari kemudian saya kembali ke kiosnya, dengan harapan saya bisa membawa pulang baju saya, saya toh sudah memberi kelonggaran 1 hari. ternyata ketika saya sampai tuan rico sedang melayani pelanggan lain, dia suruh saya tunggu. SAYA TUNGGU. namun seraya berbisik, pegawainya berkata 'mbak jangan marah ya, jahitannya belum jadi'
monyet kamprettttt!!!!!! kutuk saya dalam hati. tapi masih saya tahan. saya masih berpikir, tidak baik mematikan rejekinya. saya tunggu sampai tuan riko selesai. begitu selesai, dengan tanpa dosa (minus permintaan maaf) dia bilang kemarin dia sibuk jadi tidak sempat mengerjakan. habis kesabaran saya. ke 'raja' an saya muncrat demi mendengar dia berkata dan mengecilkan saya. saya lontarkan kata-kata ini, 'saya nggak peduli mas mau sibuk, dapet orderan gede dari trans tv, omongan mas yang saya pegang. sudah saya ambil kain saya, uangnya ambil saja!' dan sebelum saya berlalu saya masih sempat menitip nasehat (bukan main pedulinya saya ini) 'besok lagi nggak usah terima orderan kecil klo yang dicari cuma uangnya. yang jelas saya sudah ga percaya lagi sama mas. saya bisa cari penjahit yang bisa dipercaya!'
menurut anda apakah ke 'raja' an saya ini berlebihan? saya rasa tidak. saya toh sudah membayar dengan layak...tuan rico pun sudah setuju. kalau saya menuntut prioritas tentulah wajar. kalau pada kenyataannya tuan rico merasa saya tidak patut didahulukan seharusnya tidak dia terima.
pelanggan adalah raja...karena anda membutuhkan kami-kami ini, bukan sebaliknya. ketika anda menawarkan jasa, anda memang sudah siap menjadi 'pelayan' bagi kami. jadi jangan marah kalau kami sewenang-wenang, jangan marah kalau kami menuntut pelayanan istimewa sesuai dengan apa yang kami bayar. jangan jadi pedagang kalau anda masih pilih-pilih ketika bermanis kata dengan pelanggan. saya berhak dilayani dengan baik meski saya hanya berkaos oblong, sama seperti anda melayani si kemeja rapi. anda tidak pada tempatnya menilai kami, para pelanggan ini. kami yang menilai anda! dan buat saya, tuan rico ini sebaiknya kembali ke kampung saja, membajak sawah. berteman saja dengan kerbau. jangan jadi pedagang.
Thursday, May 20, 2010
guilt...
my dear Lord,
forgive me for i have traded my parents dream with my own happiness. for that, i might carry this guilt along the way. and let it burn me to death. let the flame purify this soul.
my dear father,
forgive me......... for this daughter you've raised, to whom you entrust the hope and faith, has let you down. just so you know, before i made this decision, i have cried the impossible nights. but as much as we hated each other sometimes...we both have survived the most painful path together. and i guess it was the same reason you told me...that you'd let me go to someone who could ensure my happiness (because you couldn't provide it yourself...you said) that you were willing to drag down the pride and dignity you had within...for me.
for that, i would carry this guilt along the way.
and may God forgive me....
forgive me for i have traded my parents dream with my own happiness. for that, i might carry this guilt along the way. and let it burn me to death. let the flame purify this soul.
my dear father,
forgive me......... for this daughter you've raised, to whom you entrust the hope and faith, has let you down. just so you know, before i made this decision, i have cried the impossible nights. but as much as we hated each other sometimes...we both have survived the most painful path together. and i guess it was the same reason you told me...that you'd let me go to someone who could ensure my happiness (because you couldn't provide it yourself...you said) that you were willing to drag down the pride and dignity you had within...for me.
for that, i would carry this guilt along the way.
and may God forgive me....
Wednesday, May 19, 2010
sang koruptor waktu...
bagaimana ya saya menghadapi bapak, kalo sampai dia tahu anak gadisnya, yang ia didik dengan disiplin, menjalani hidupnya dengan sangat ngawur di sini? bapak saya ini sebenarnya tidak kurang memberi contoh. dia bangun pagi-pagi sekali, mengepel lantai rumah sampai bersih lalu mandi. dan sebelum matahari menjadi terik, ia mengayuh sepedanya menuju kantor. sepanjang hidup saya, belum pernah dia telat masuk kantor. saya, ahh bahkan saya malu mengatakannya.
saya ini sudah menjadi koruptor waktu...hanya saja, saya tidak berniat memelihara kebiasaan ini. bapak, saya sudah membeli jam ber alarm...saya tak berniat terus seperti ini...saya tak berniat meneruskan kebiasaan buruk ini kepada anak-anak saya nanti. saya ingin anak saya mengingat saya dengan cara yang sama seperti saya mengingat bapak.
saya ini sudah menjadi koruptor waktu...hanya saja, saya tidak berniat memelihara kebiasaan ini. bapak, saya sudah membeli jam ber alarm...saya tak berniat terus seperti ini...saya tak berniat meneruskan kebiasaan buruk ini kepada anak-anak saya nanti. saya ingin anak saya mengingat saya dengan cara yang sama seperti saya mengingat bapak.
Subscribe to:
Posts (Atom)